Sabtu, 28 Desember 2013

chord guitar "Right Here Waiting For You"


Intro : C G Am 2x


C    Am        F
Oceans apart day after day
G    C
And I slowly go insane
C   Am         F
I hear your voice on the line
G        Am
But it doesn’t stop the pain


Am           F
If I see you next to never
Am              F        C
How can we say forever

Reef:
C            G
Wherever you go
G           Am
Whatever you do
Am F C
I will be right here waiting for you
C           G
Whatever it takes
G        Am
Or how my heart breaks
Am       F              C
I will be right here waiting for you


C   Am         F
I took for granted, all the times
G       C
That I though would last somehow
C     A           F
I hear the laughter, I taste the tears
G                Am
But I can’t get near you now


Am        F
Oh, can’t you see it baby
Am        F   C
You’ve got me goin’ crazy


Reef:
C            G
Wherever you go
G           Am
Whatever you do
Am F C
I will be right here waiting for you
C           G
Whatever it takes
G        Am
Or how my heart breaks
Am       F              C
I will be right here waiting for you

Dm7   C       F
I wonder how we can survive
F
This romance
Dm7   C          F
But in the end if I’m with you
F         G
I’ll take the chance


Repeat INTRO


Am        F
Oh, can’t you see it baby
Am        F   C
You’ve got me goin’ crazy

Reef:
C            G
Wherever you go
G           Am
Whatever you do
Am F C
I will be right here waiting for you
C           G
Whatever it takes
G        Am
Or how my heart breaks
Am       F              C
I will be right here waiting for you

Senin, 23 Desember 2013

“MEMBUAT BUNGA DARI KANTONG KRESEK”



  • Alat dan Bahan:
Kantong kresek warna merah dan hijau

·         Kawat
·         Lilin
·         Pot
·         Pipet
·         Gunting

  • Langkah-Langkah Membuat:

ü  Ambil kantong kresek dan segeralah membuat pola bunga dan daun.
ü  Kemudian , guntinglah pola yang sudah dibuat tadi dan rekatkan pola tersebut sehingga menjadi bunga dengan menggunakan lilin yang sudah di kasih api.
ü  Gunakan kawat yang dililit dengan kantong kresek hijau untuk batangnya dan rekatkan bunga yang telah jadi tadi dengan kawat yang telah dililit kantong kresek tersebut.
ü  Kemudian, ambil pipet dan gunting kecil-kecil untuk dijadikan putik bunganya dan rekatkan ke bunga tersebut.
ü  Sebagai langkah akhir, rangkaian bunga tersebut disusun ke dalam pot.


 

Minggu, 22 Desember 2013

berlabuh hingga tak kunjung

Enam bulan telah ku lalui masa-masa kelas X-ku.. tak terasa masa ini akan berakhir enam bulan lagi.. begitu banyak kenangan yang telah terlukis di dalam benak ini. Tawa, canda, tangis, haru serta marah selalu mewarnai hari-hari kami. aku tahu, mungkin kami hanyalah segelintiran anak yang hanya selalu ingin berangan-angan di dunia khayal. tapi aku yakin, kelak suatu saat kami akan menjadi orang yang dapat bermanfaat bagi bangsa ini. 
Walau terkadang ada batu kerikil yang berkali-kali mencoba menghalangi kami untuk terus berjalan. tapi dengan uluran tangan dari sesama, kami dapat bersatu untuk selalu mencoba meraih impian tersebut. Tapi, satu persatu orang di kelasku pergi mencari kehidupan yang baru. Sedih rasanya ketika kehilangan mereka yang sudah aku anggap sebagai keluarga sendiri. ya, mungkin karena mereka tak terbiasa dengan kondisi yang jauh dari orang tua. tapi aku yakin, kami bisa melewati masa-masa ini demi membuat bangga kedua orang tua kami dan bangsa ini.

Disinilah Aku


Oleh : Ayu Herlina
Desaku yang ku cinta
Pujaan hatiku
Tempat ayah dan bunda
 Dan handai taulanku
Tak lupa aku selalu mengucap syukur dikala aku masih diberi kesempatan oleh-Nya untuk membuka mata dan memandangi semua ciptaan-Nya yang ada di sekelilingku. Pagi ini, cuaca mendung menyapa desaku, sehingga udaranya terasa lebih dingin. Seperti biasa, ku buka jendela kamarku dan ku nikmati udara yang menggelitik tubuh yang bermaksud untuk menyapaku.
Segera ku langkahkan kaki keluar rumah dan tak sabar untuk berjumpa dengan sahabatku, Deina. Ku kayuh sepedaku dengan perasaan riang. Ku nikmati hijaunya rerumputan sawah yang mampu menentramkan hatiku. Dari kejauhan, terdengar suara yang bersahabat menyapaku.
“Hai.. Ayu!” sapa Deina.
“Seperti suara yang tak asing bagiku” kata hatiku sambil tersenyum. Lalu aku segera mengayuh sepedaku untuk mendekati sumber suara itu. Seperti yang kuduga itu adalah suara Deina.
“Sedang apa kamu disini? Mau mencariku yaa?” kata Deina sambil menunjukkan senyum mautnya.
“Huu, dasar..! Pede tingkat internasionalnya kambuh lagi nih. Apa mau aku jungkir balik sambil bilang ‘Waw’ gitu?” kataku sambil tertawa.
“Hii....? gak segitunya kali. Terus kalo bukan nyari aku, hayoo.. kamu mau ngapain?” kata Deina sambil cemberut.
“Hehehe.. iya deh, iya. Cup.. cup.. cup jangan nangis. Aku kesini mau nyariin kamu, kok. Udah kangen tau..” kataku sambil tersenyum dan menjulurkan lidah.
“Yeaahh, sudah ku duga! Itu adalah jawaban yang ku tunggu-tunggu” Katanya sambil riang.
Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba sesosok perempuan muncul  dari dalam rumah. Perempuan itu berbicara dengan Deina.
“Deina, bisakah kamu membantu ibu untuk bersawah hari ini?” belum sempat melanjutkan pembicaraannya, Ibu Deina baru menyadari bahwa ada aku disana.
“Ehh,, ternyata ada Ayu disini” katanya lagi.
Aku hanya menjawabnya dengan senyuman sebagai isyarat bahwa aku mengatakan iya.
“Bisa, bu. Biar ku bantu membawakan peralatan-peralatannya” jawab Deina kepada ibunya. Dan Deina lalu menoleh kearah ku sebagai isyarat apakah aku mau ikut atau tidak. Lalu, aku tersenyum sambil mengangguk. Aku segera memarkirkan sepedaku di samping rumahnya.
       Sampailah kami di sawah yang berukuran cukup luas itu. Aku mulai membantu Deina dan ibunya untuk menanam padi. Keringat mengguyur tubuh kami. Tak terasa semuanya telah selesai. Ibu Deina pulang duluan untuk mengurus pekerjaan lain. Hingga tinggal lah aku dan Deina yang masih duduk di tepi sawah sambil memandangi indahnya desa. Kami terdiam sejenak dan berpandangan sambil tersenyum. Aku dengan sigap mencubit pipinya, lalu kemudian berlari meninggalkannya sambil berkata “Satu-kosong, hehe”. Deina yang tadi mukanya kaget berubah menjadi jengkel. Kemudian Deina berlari menyusulku sambil berkata “Awass ya...!”
       Berlari... berlari.. dan berlari. Nafas kami yang ngos-ngosan memaksa kami untuk menghentikan semuanya. Dan hingga akhirnya kami berhenti di suatu tempat. Yang tadinya kami memasang wajah kelelahan kini berubah menjadi takjub dengan sesuatu hal. Tempat yang tak pernah kami temui sebelumnya. Tempat yang tak pernah terduga. Yang selama ini kami anggap hanya ada pada negeri dongeng saja. Aliran air dari atas tebing yang membentur batu dibawahnya, bebatuan yang bentuknya indah, dan kicauan burung merdu seakan menyambut gembira kedatangan kami. Pesona air terjun itu mampu membuat kami termenung memandanginya.
“Waahh.. Kau lihat itu, Deina? “ tanyaku sambil berdecak kagum.
“Hmm.. Sangat jelas sekali! Sungguh, betapa indahnya Air terjun itu, yu!” Jawabnya.
Lalu, kami berdua saling berpandangan dan saling mengangguk, seakan tahu apa yang akan dilakukan. Dan aku mulai menghitung angka.
“Satu, dua, tigaa.. Ayoookkk!”
Kami pun mulai berlarian mendekati air terjun itu. Air yang dingin menyentuh kaki kami.
“Ayu....” panggil Deina dengan nada riang.
Aku secara refleks segera menoleh ke arah Deina. Tiba-tiba ku dapati percikan air yang dingin itu mengenai wajahku.
“Satu sama” kata Deina sambil menjulurkan lidahnya.
Dengan pasrah aku menjawab “Ehhh, awas kamu ya! Tak balas nanti”.
Sambil memainkan air, kami tak henti-hentinya tertawa riang.
Tak terasa, tugas sang surya menyinari bumi akan segera berakhir hari ini. Dan sang malam dengan siap menggantikan tugasnya. Kami pun segera pulang dan meninggalkan tempat itu. Di sepanjang perjalanan, aku tak henti-hentinya tersenyum, membayangkan semua itu. Aku bersyukur kepada Tuhan, karena telah memperlihatkan salah satu bentuk keindahan yang telah diciptakan-Nya di desaku. Aku juga tak henti bersyukur karena mempunyai sahabat seperti Deina. Dan yang terpenting...., aku mempunyai desa yang mampu membuat hidupku merasa lebih berarti dengan semuanya. “Disinilah aku, kehidupanku, dan desaku” ujarku dalam hati sambil tersenyum lepas.
      

My Idol




gue mau posting tentang idol gue nih readers..


Sebelumnya kalian udah pada tahu kan Maudears itu sebutan bagi para penggemar si Maudy Ayunda.. yuup! gue ngefans banget sama si kak Maudy Ayunda. Pemilik yang mempunyai nama lengkap Ayunda Faza Maudya ini lahir di kota Jakarta, pada tanggal 19 Desember 1994. Hobi Maudy yaitu menyanyi, bermain piano, berenang dan menulis. Melalui hobi nulisnya, pada tahun 2005 ia menciptakan sebuah buku yang berjudul 'A of Fables'. Maudy juga merilis album yang berjudul "Panggil aku" dalam albumya yang berisi 10 lagu ini, Maudy memasukkan salah satu lagu ciptaannya sendiri yaitu Tetap Bersama. Maudy kini telah diterima di Oxford University, Inggris yang merupakan impiannya sejak kecil dan ia telah memulai studinya pada bulan September 2013 yang lalu.



Filmografi
Untuk Rena (2006)
Sang Pemimpi (film) (2009)
Rumah Tanpa Jendela (2011)
Tendangan dari Langit (2011)
Malaikat Tanpa Sayap (2012)
Perahu Kertas (2012)
Perahu Kertas 2 (2012)
Refrain ( (2013)

Ibu

seorang wanita yang mampu memberi pelangi di hidupku
seorang wanita yang mampu memberi payungnya hanya untuk melindungiku
seorang wanita yang mampu memberi lentera penerang di hidupku
seorang wanita yang mampu memberi canda tawa di hidupku
dia adalah seseorang yang sangat ku sayangi

seorang yang paham saat semua orang tak paham tentang keinginanku
seorang yang paham saat air mata diri ini jatuh
seorang yang paham saat bibir ini tersenyum
seorang yang paham saat diriku termangu
dia adalah seseorang yang selalu memberi goresan warna dalam hidupku
dia adalah ibu